![]() |
Untuk Apa/Untuk Apa? |
Lagu "Untuk Apa/Untuk Apa?" dari Hindia adalah sebuah karya yang menyentuh dan menyampaikan pesan yang dalam tentang kehidupan, ambisi, dan pencarian makna. Dikenal dengan cara uniknya dalam merangkai lirik yang jujur dan puitis, Hindia, alias Baskara Putra, berhasil menciptakan lagu yang menggugah kita untuk merenung lebih jauh tentang apa yang sebenarnya kita kejar dalam hidup ini. Lagu ini bukan sekadar musik, melainkan sebuah perjalanan batin yang mengajak kita bertanya-tanya, "Untuk apa?"
Lagu ini dirilis pada tahun 2020 dan menjadi salah satu lagu utama dari album "Menari dengan Bayangan". Dengan sentuhan musik yang penuh nuansa dan melodi yang menggugah, lagu ini membawa pendengar dalam sebuah perjalanan reflektif mengenai hidup yang penuh dengan ambisi, keinginan, dan pertanyaan tanpa jawaban yang jelas. Hindia menyuarakan keresahan dalam diri seseorang yang merasa terjebak dalam kesibukan mengejar materi dan kesuksesan tanpa makna yang mendalam.
Makna Per Baris Lirik:
"Rumah ini dahulu sederhana, Ruang demi ruang dibangun bersama"
- Lirik ini mengingatkan kita pada awal mula yang sederhana. Sebuah rumah yang dibangun bersama-sama, menciptakan kenangan dan makna, yang menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati bisa dimulai dari hal-hal yang paling sederhana.
"Angan-angan yang dulu mimpi belaka, Kita gapai segala yang tak disangka"
- Dulu, segala sesuatu mungkin hanya sebuah impian. Namun, seiring waktu, impian itu terwujud dan kita berhasil mencapai hal-hal yang tidak kita sangka sebelumnya, menunjukkan perubahan dalam hidup.
"Tak sadar menimbun lebih berharga, Berdiri di atas yang lebih bermakna"
- Dalam proses mengejar impian, kita sering kali tanpa sadar menimbun hal-hal yang seharusnya lebih bernilai, entah itu hubungan, waktu, atau kebahagiaan. Kita berdiri di atas pencapaian, namun kehilangan hal yang lebih bermakna.
"Anak tangga yang berlebihan jumlahnya, Mendaki terus entah mau ke mana"
- Ini menggambarkan perjuangan yang tidak ada habisnya. Kita naik satu tangga demi satu tangga, namun tidak tahu ke mana tujuan akhirnya. Proses ini terasa seperti sebuah rutinitas yang terus berlanjut tanpa arah yang jelas.
"Dan kau selalu bertanya, 'Untuk apa?'"
- Pertanyaan "untuk apa?" adalah intisari dari lagu ini. Ini adalah pertanyaan yang muncul saat kita mulai merasa lelah atau bingung dengan apa yang sedang kita perjuangkan. Kita akhirnya mempertanyakan makna dari semua yang kita lakukan.
"Mengejar mimpi sampai lupa keluarga, Mengejar mimpi, lupa dunia nyata"
- Lirik ini mengkritik bagaimana kita sering terjebak dalam mengejar mimpi sehingga kita melupakan hal-hal penting dalam hidup, seperti keluarga atau kenyataan di sekitar kita.
"Padahal katanya uang takkan kemana, Jika memang rezeki, ya, 'kan ditransfer juga"
- Meskipun uang sering menjadi tujuan utama dalam hidup, lirik ini mengingatkan kita bahwa uang tidak akan pergi ke mana-mana. Jika memang rezeki sudah menjadi hak kita, itu akan datang dengan sendirinya.
"Namun dikejar terus seakan satwa langka"
- Ini menggambarkan bagaimana kita terus-menerus mengejar uang, kekayaan, dan kesuksesan seperti mengejar sesuatu yang sangat langka dan sulit didapat, padahal itu tidak selalu membawa kebahagiaan.
"Barang mahal yang tidak ada harganya"
- Lirik ini mencerminkan ironi bahwa meskipun kita memiliki barang-barang mahal, itu tidak selalu memiliki nilai emosional atau makna yang mendalam.
"Terlepas apa yang engkau percayai, Tetap takkan ada yang dibawa mati"
- Ini adalah pengingat bahwa apa pun yang kita percayai atau perjuangkan di dunia ini, kita tidak bisa membawa apapun saat kita meninggal. Semua yang kita kejar akhirnya akan tertinggal.
"Menimbun surga yang tak bisa dibagi, Akhirnya pun wafat sendiri-sendiri"
- Lirik ini menggambarkan betapa kita sering kali berusaha mengumpulkan kekayaan atau pencapaian duniawi yang akhirnya tidak bisa dibawa serta atau dibagi dengan orang lain, karena kita tetap akan meninggal sendirian.
"Cepat namun sendiri, untuk apa?"
- Ini adalah refleksi akhir dari lagu ini, yang mengajukan pertanyaan besar tentang tujuan hidup kita. Kita bisa berlari cepat menuju tujuan kita, tetapi pada akhirnya kita tetap sendiri, dan itulah yang perlu kita renungkan.
Fakta Menarik Tentang Lagu Ini
Selain dari segi lirik, lagu ini juga menarik perhatian karena cara Hindia menyampaikan pesan melalui musik. Dengan nuansa yang melankolis, lagu ini terasa sangat relatable bagi banyak orang yang mungkin merasa terjebak dalam rutinitas yang tiada habisnya. Banyak pendengar yang merasa lagu ini berbicara langsung kepada mereka, seakan menggambarkan perjalanan hidup yang mereka alami.
Selain itu, lagu ini juga memicu diskusi yang lebih luas mengenai tema kesuksesan, pencapaian materi, dan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup. Hindia, melalui lagu ini, mengingatkan kita bahwa kesuksesan yang kita kejar seharusnya bukan hanya tentang apa yang bisa kita miliki, tetapi juga tentang bagaimana kita menjalani hidup dengan makna yang lebih dalam.
"Untuk Apa? Untuk Apa?" adalah lagu yang tak hanya menawarkan harmoni musik yang indah, tetapi juga menyajikan refleksi mendalam tentang kehidupan kita. Lagu ini mengajak kita untuk berhenti sejenak, merenung, dan mempertanyakan apakah yang kita kejar benar-benar membawa kita pada kebahagiaan sejati. Dalam dunia yang seringkali terfokus pada pencapaian dan materi, lagu ini mengingatkan kita untuk menemukan makna yang lebih dalam dalam perjalanan hidup kita.
Bagi kalian yang merasa terjebak dalam rutinitas atau mungkin mulai merasa kehilangan arah, lagu ini bisa menjadi sebuah pengingat untuk kembali ke dasar, untuk mencari makna sejati di balik setiap langkah hidup. Jadi, kapan terakhir kali kalian berhenti dan bertanya pada diri sendiri: "Untuk apa?"
Apa hal yang paling berarti bagi kamu dalam hidup ini? Apakah itu keluarga, kebahagiaan sederhana, atau pencapaian besar? Yuk, bagikan pemikiranmu di kolom komentar! 😊
Komentar
Posting Komentar